Alhamdulillah.. Thank you Putera Sampoerna Foundation :)


Blog ini menang juara ketiga (y)

Baca Selengkapnya »»

Mengapa "Patriotisme" dibutuhkan dalam pendidikan?

Menurut saya ''Patriotisme" sangat dibutuhkan dan sangat penting dalam pendidikan. Agar para pelajar & dapat memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kehidupan.
Dan juga diharapkan dapat mendidik sumber daya manusia (SDM) Indonesia sejak dini agar memiliki jiwa patriotisme. Sebab jika kita menghayati dan memahami diri sebagai bagian dari bangsa kita perlu merenungkan bagaimana dapat menghentikan dan menyelamatkan bumi dan tanah air kita dari kehancuran. Sebab karena kelemahan dari sebagian masyarakat kita telah menyebabkan kehilangan banyak hal. Untuk itulah mulai sekarang kita harus berbenah diri, berusaha dan berjuang.
Sejak dini perlu di tanamkan pada anak bahwa setiap warga negara dan masyarakat memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga dan membangun negara Indonesia tercinta tanpa melihat status, golongan ataupun jabatan. Hal tersebut seharusnya tidak hanya diucapkan melalui kata-kata atau sebuah wacana tanpa mempraktekannya dalam kehidupan sehar-hari. Siapapun dapat melakukan tanggung jawabnya sesuai peran apapun yang diambilnya.

Sebagai bagian dari bangsa Indonesia tidak perlu lagi mempertanyakan apa yang telah diberikan negara ini pada kita. Tapi tanyakanlah pada diri apa yang telah kita berikan untuk memajukan negara ini dan menyelamatkannya dari kehancuran. Sebab tanggung jawab ini tidak hanya milik pemerintah dan para pengambil kebijakan tetapi merupakan tanggung jawab seluruh warga masyarakat. Misalnya Sebagai bagian dari bangsa dan manusia yang hidup di lingkungan pendidikan dapat melakukannya melalui pendidikan. Begitu juga yang berprofesi sebagai pengusaha, eksekutif, pemimpin dan para pengambil kebijakan harus melakukan sesuai perannya.
Sebagai pendidik ataupun orang tua yang memiliki putra dan putri sebagai generasi mendatang dapat mengajarkannya pada anak sejak usia dini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara: Mendidik anak-anak untuk mencintai budaya, dan alam Indonesia dengan mengajarkan dan mengenalkan permainan tradisional; Memberikan arahan pada anak bahwa Indonesia adalah negara yang kuat, besar dan kaya; Mengajarkan anak untuk mencintai lingkungan dan menjaga lingkungan; Mengajarkan dan mencontohkan pada anak untuk mandiri dan bangga dengan produk dalam negeri; Mengajarkan anak untuk mencintai sesama dan memiliki rasa empati terhadap sesamanya yang dapat dilakukan melalui permainan; dan Mengenalkan semangat kepahlawanan pada anak.
Berbagai undang-undang telah dibuat untuk pengembangan intelektual generasi mendatang. Tetapi ada hal-hal belum tersentuh yang menyebabkan seorang anak manusia memiliki rasa patriotisme yang besar. Hal semacam ini menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah. (1) Orang tua bertugas membimbing anak untuk mengembangkan potensinya, memberikan pendidikan yang layak bagi anak. (2) Masyarakat bertugas memberikan lingkungan pendidikan masyarakat yang dapat mendukung anak untuk memiliki jiwa patriotisme, empati, dan mandiri. Misalnya dengan cara adanya gotong-royong diantara warga, kepedulian terhadap sesama, kemandirian dalam bekerja, berpikir dan bertindak.
Saling hormat-menghormati dan menyayangi sesama, mencintai lingkungan yang sehat bersih dan terawat, dan memperingatkan semangat kepahlawanan. (3) Pemerintah dan para pengambil kebijakan bertanggung jawab untuk menciptakan peraturan dan perundangan yang dapat mendukung terciptanya rasa nasionalisme, patriotisme dan kemandirian bagi setiap warga negara serta memberikan contoh yang baik bagi masyarakat dalam melaksanakan kebijakan yang telah dibuat. Misalnya: menciptakan kurikulum yang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang menciptakan nasionalisme, patriotisme dan kemandirian anak, menciptakan peraturan pada setiap sekolah untuk menerapkannya tidak terkecuali. Dengan menerapkan hal tersebut diharapkan tidak ada warga negara kita yang tidak memiliki sifat egois, gengsi terhadap bangsa sendiri dan sombong.

Ada Sepuluh (10) dasar pendidikan dan pengajaran yang dijadikan sebagai pedoman bagi guru yang memuat sifat-sifat kemanusiaan dan kewarganegaraan sebagai dasar pengajaran dan pendidikan yang berintikan Pancasila (Soewandi, 1946). Sifat yang diutamakan sebagai dasar pendidikan adalah :
Perasaan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa
Perasaan cinta kepada alam dan tanah air
Perasaan cinta kepada Negara
Perasaan cinta dan hormat kepada ibu dan bapak
Perasaan cinta kepada bangsa
Perasaan berhak dan wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan dan kekuatannya.
Keyakinan bahwa orang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keluarga dan
masyarakat.
Keyakinan bahwa orang hidup dalam masyarakat harus tunduk pada tata tertib.
Keyakinan bahwa manusia itu samakaryanya
Keyakinan bahwa Negara memerlukan warga Negara yang rajin bekerja, tahu
pada wajibnya, jujur dalam pikiran dan tindakannya (Soegarda Poerbakawatja,
1970)

Kesepuluh dasar pendidikan dan pengajaran tersebut sangat tepat untuk diterapkan dalam mengajarkan sikap nasionalisme, patriotisme dan kemandirian pada anak. Sebab, setiap insan dilahirkan ke muka bumi dengan membawa potensi, bakat langit masing-masing dengan tujuan mereka dapat beramal-karya sesuai dengan misi hidupnya.
Untuk mengembangkan sikap patriotisme pada pelajar hendaknya pendidikan dilakukan agar setiap manusia dapat mengenal diri dan Penciptanya, mengingat kembali apa yang telah diembankan oleh Alloh SWT terhadap dirinya, bila seorang manusia telah mampu mengenali dirinya berarti ia telah mengenali Alloh SWT sebagai penciptanya, mengenali apa yang dikehendaki Tuhan atas dirinya sebagai seorang manusia yang dilahirkan ke bumi. Kemuliaan seorang manusia bukan terlihat dari kekayaan dan ketakutan orang lain terhadapnya, tetapi kemuliaan seorang manusia terletak pada kemampuannya dalam membangun komunikasi yang dalam, pribadi, terhadap PenciptaNya. Sesungguhnya dalam jiwa setiap manusia tersimpan jiwa dan nurani yang bersih. Tetapi terkadang dikotori oleh manusia itu sendiri dengan keserakahan, dan nafsu dunia.
Pendidikan anak yang baik adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa pada diri anak. Pada dasarnya dalam diri seorang manusia terdapat; jasad, jiwa dan ruh. Segala memori tentang manusia itu sendiri, Tuhan tanamkan pada jiwa, jiwa pula yang akan menghadap TuhanNya kelak dihari akhir setelah manusia meninggal. Untuk mendidik anak semacam itu dapat dilakukan jika orang tua ataupun guru sebagai pendidik telah memiliki jiwa yang bersih sehingga mengenali jiwa dan raganya sendiri. Jiwa yang bersih akan membawa kebaikan bagi siapa saja. Baik diri sendiri, orang tua maupun masyarakat. Yang dimaksud jiwa yang bersih adalah jiwa yang terbebas dari nafsu angkara, egois, jahat. Manusia yang memiliki jiwa bersih ia akan lemah lembut, taat pada Tuhannya, mencintai manusia lainnya sehingga memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain, bijak dalam bertindak, tidak tunduk pada nafsu untuk menyenangkan diri sendiri, dan cerdas dalam berfikir. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mendidik anak untuk mencapai hal tersebut diantaranya adalah:
Kenalkan pada anak ilmu agama dan ajarkan bagaimana mengamalkannya
secara tepat sehingga ia tidak seperti menghafal teori tetapi ia mempraktekannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada Saat mendidik sesuaikan strategi dan metode pembelajaran dengan
usia, minat dan bakat yang dimilikinya agar murid atau para pelajar tidak jenuh dan bosan.

Baca Selengkapnya »»

Patriotisme dan Nasionalisme Pemuda

Sumpah pemuda yang seharusnya menjadi titik tolak perubahan kaum muda Indonesia, saat ini luntur tanpa ada tinta emas yang tergores kembali di kain suci perjuangan pergerakan pemuda Indonesia. Tahun 1928 yang seyogyanya menjadi sebuah energi pergerakan yang tak pernah padam bagi para pemuda, saat ini hanya dijadikan sebuah kepura-puraan patriotisme dan nasionalisme. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa para pemuda Indonesia saat ini lebih memilih untuk hanya bersenang-senang dengan kemewahan, hidup tanpa sebuah perjuangan yang menempatkan idealisme di puncak hati dan pikiran tertinggi, akhirnya mereka terjerumus di kubangan kehidupan yang yang membuat mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali menghamba pada nafsu individu tanpa pernah mereka memikirkan bangsa dan kecarutmarutannya.

Fenomena lunturnya rasa semangat, keyakinan akan kebenaran, keikhlasan dalam berkontribusi bagi bangsa dan rasa bangga terhadap bangsa ini, telah menjadi sebuah anomali pemuda masa kini hampir di pelosok tanah air. Kasus penyalahgunaan narkoba dan tindak kriminal lainnya yang dilakukan oleh pemuda, setiap tahun meningkat. Inilah bukti otentik dari kondisi para pemuda kini Indonesia. Kasus tawuran antar pelajar dan mahasiswa dengan penjarahan menjadi ukti yang nyata bahwa mereka sudah kehilangan nasionalisme dan patriotisme.
Pertanyaannya kemanakah sikap patriotisme itu sekarang ? kemanakah semangat nasionalisme yang berdampak di hati dan pikiran pemuda Indonesia ? Jawabannya adalah ada di markas-markas pesta miras, seks bebas dan narkoba, ada di meja-meja komprador isu-isu politik, ada di kehidupan malam tanpa batas, dan tentunya ada di tempat-tempat tanpa semangat perjuangan dan kontribusi bagi bangsa ini. Apakah dengan ini, para pemuda Indonesia akan memimpin negeri seribu cerita tentang kekayaan alamnya ini.

Baca Selengkapnya »»

Film-film Indonesia yang mengandung unsur Patriotisme

Sebelumnya saya mau berterima kasih kepada sutradara, pemain, atau tim yang telah membuat film-film dengan unsur patriotisme. Karena, mungkin ini cara yang paling jitu untuk mendobrak semangat jiwa patriotisme bangsa indonesia.
Film-film tersebut diantaranya:

  • GIE
  • Naga Bonar jadi 2
  • Laskar Pelangi
  • Garuda Di Dadaku
  • Sang Pemimpi
Berikut dibawah ini Trailer dari fil-film tersebut :









Baca Selengkapnya »»

Himbauan untuk siswa masa depan (abad 21) dalam menerapkan nilai "patriotisme" di sekolahnya

  1. Mengikuti Upacara Bendera & Upacara Hari Nasional dengan khidmat.
  2. Tekun belajar. (terutama mata pelajaran Sejarah & Kewarganegaraan)
  3. Membuang sampah pada tempat nya. (bukan pada laci meja)
  4. Turut Mengisi Mading atau Majalah Sekolah dengan unsur-unsur ke-patriotisme-an.
  5. Pergi ke Museum.
  6. Mencoba Nostalgia dengan mendengarkan lagu Satu Nusa Satu Bangsa, Garuda Pancasila, Syukur dan lagu nasional lainnya.
  7. Mencoba gemari pelajaran Sejarah dan Kewarganegaraan.
  8. Mematuhi peraturan sekolah yang telah berlaku.
Apakah hal diatas sulit untuk kalian para pelajar Indonesia?
Insya Allah menurut ku tidak sulit.
Cobalah jadikan hal diatas sebagai kebiasaan kamu. Pasti nanti kamu terbiasa dan menganggap itu semua mudah. oke kawan? Selamat Mencoba ya Kawan :)
(( ayo kita kembangkan Patriotisme Pemuda Indonesia ))

Baca Selengkapnya »»

''Patriotisme'' di hubungkan dengan permasalahan siswa saat ini

Di zaman modern ini. Banyak siswa/siswi yang tidak mengerti dengan sikap, wujud & semangat "Patriotisme".
Padahal sebelum Indonesia merdeka, para pahlawan telah berjuang dengan mengorbankan harta, jiwa dan darah hanya untuk berdirinya Sang Merah Putih di Tiang yang kokoh dan berjaya di langit luas.
Namun, saat ini para siswa/siswi tidak tahu bagaimana berterima kasih atau menghargai jasa pahlawan indonesia tersebut.
Contohnya,
Museum. Sepinya museum merupakan bukti bahwa patriotisme sudah mulai luntur dari para pelajar saat ini. Karena banyak para siswa/siswi pelajar saat ini yang jarang berkunjung ke museum. Mereka lebih condong memilih untuk pergi ke mall, taman hiburan dll. daripada ke museum.
Mengapa demikian ? karna mereka hanya ingin mencari kesenangan bukan ilmu, pengetahuan, bahkan sejarah bangsa nya sendiri.
Bicara soal sejarah saya jadi teringat perkataan Presiden RI no.1 yaitu Bung Karno. Beliau berkata : Bahwa bangsa ini akan berjaya jika mengenang masa lalu dan menatap masa depan & “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau dikenal dengan istilah “Jasmerah”.

Contohnya lagi yaitu,
Jarang terdengar nya lagu-lagu perjuangan bangsa indonesia. Banyak pelajar saat ini yang sepertinya sudah tidak mengenal lagu-lagu perjuangan nasional. Mereka cenderung lebih kenal lagu-lagu dari luar maupun nasional," ungkap Kepala Bidang Pendidikan Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Drs. Asep Hilman, M.Pd
Mengapa demikian ?
Karena itu terjadi akibat derasnya arus globalisasi dan budaya luar ke Indonesia tanpa disaring terlebih dahulu, kurangnya pendidikan mengenai budaya nasional dalam pendidikan kesenian di sekolah disinyalir sebagai penyebab utama lunturnya rasa nasionalisme dan heroisme di kalangan siswa. Bahkan, kedisiplinan anak-anak pun sudah tidak ada. Ini terlihat dari kurang disiplinnya anak-anak dalam belajar sehari-hari & kurang rutin nya kegiatan upacara bendera yang dilakukan setiap hari Senin. Padahal banyak nilai yang bisa diambil dari upacara bendera, yakni untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air dan peduli sesama pelajar, guru, dan karyawan sekolah. Namun, katanya, masih banyak sekolah yang melaksanakan upacara bendera setiap dua minggu sekali, bahkan satu bulan sekali. Jelas hal ini akan menurunkan rasa cinta Tanah Air dan patriotisme di kalangan pelajar.

Baca Selengkapnya »»

Wujud Patriotisme Anak Bangsa

  • "Trianingsih Juara di Hongkong"
Pelari Jawa Tengah, Trianingsih, berhasil menjadi juara pertama lomba lari maraton (42,195 kilometer) di Hongkong.
Pelatih Trianingsih, Alwi Mugiyanto, dalam pesan singkat (SMS) Menyebutkan, catatan waktu yang dicapai Trianingsih adalah 2 jam 47 menit, sedangkan juara kedua diraih pelari China dengan catatan waktu 2 jam 49 menit.
Posisi ketiga dimenangi pelari Filipina yang juga peraih medali emas SEA Games XXV/2009 Laos dengan catatan waktu 2 jam 50 menit. “Mereka tertinggal jauh dari Trianingsih,” kata Alwi yang juga pelatih sekaligus pembina klub atletik Lokomotif Salatiga.
Juara pada event yang sama tahun 2009, yaitu pelari China (sekarang ini berada pada urutan kedua), saat itu berhasil mencapai finis dengan catatan waktu 2 jam 36 menit.
Ia mengakui bahwa rute lomba lari maraton di Hongkong ini sangat berat karena harus naik dan turun gunung. “Tetapi, saya kira ini pelajaran berharga bagi Trianingsih,” kata Alwi yang juga pelatih pelatnas Program Atlet Andalan (PAL) tersebut.
Dengan hasil ini, Trianingsih memang belum berhasil memperbaiki catatan waktunya karena catatan waktu terbaiknya pada nomor maraton adalah 2 jam 43 menit yang dicapai saat mengikuti lomba lari maraton di Kenya 2008.
Ia menambahkan, Trianingsih, yang merupakan pemegang medali emas SEA Games 2009 untuk nomor lari 5.000 dan 10.000 meter, memang harus sering diterjunkan pada event-event maraton internasional agar punya pengalaman bertanding lebih banyak. Menurut dia, pada Asian Games XVI/2010 di Guangzhou, China, adik mantan pelari nasional Ruwiyati ini akan diterjunkan pada nomor lari maraton dan 10 kilometer.


  • "Indonesia Raya Berkumandang di Stadion Suphanburi"

Lagu Indonesia Raya berkumandang lagi Jumat, kali ini di stadion renang Suphanburi, setelah perenang Fibriani dan Kathriana meraih emas Asean Schools Games 2009 yang digelar di Thailand.
Fibriani Ratna Marita menjuarai nomor 200 meter gaya ganti putri dengan catatan waktu 2 menit 25,95 detik, sementara Kathriana Mella meraih emas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri dengan catatan waktu 2 menit 25,72 detik.
Indonesia juga mendapat perak melalui Fita Widiyanti di nomor 100m gaya dada putri.
“Ini merupakan kejutan dan cukup melegakan kami, karena pada hari pertama kita gagal meraih emas,” kata pelatih renang Indonesia Saharuddin Ita.
Pada cabang lainnya, medali emas Indonesia didapat dari cabang atletik nomor 100m gawang putri atas nama Agustin Bawele.
Pada cabang lainya, pertandingan masih pada babak penyisihan.
Di cabang sepak takraw, Indonesia mengalahkan Singapura 3-0 pada nomor tim. Selanjutkan Indonesia akan menantang tuan rumah Thailand untuk memperebutkan medali emas nomor tim.





  • "Game Buatan Indonesia Jadi Finalis Ajang Internasional"

Penggiat kreatif dari Indonesia siap mencetak prestasi di ajang internasional. Sebuah game buatan Indonesia, Cube Colossus, jadi finalis di ajang kompetisi game internasional.
Flash Gaming Summit (FGS) adalah acara tahunan bagi pengembang game berbasis Flash di dunia. Bersamaan dengan FGS, terdapat sebuah ajang penghargaan bernama The Mochis.
Nah, di ajang The Mochis itulah game buatan Indonesia turut menjadi finalis. Cube Colossus, game yang dikembangkan oleh studio lokal bernama Lucidrine, meraih nominasi di bidang Best Shooter. Di kategori itu, Cube Colossus akan bersaing dengan game Captain Forever dan Death vs Monstars.
Sebelumnya, Cube Colossus juga meraih nominasi dalam Best of Casual Gameplay 2009 yang diselenggarakan portal casual gaming JayIsGames. Di ajang itu Cube mampu meraih posisi kedua dalam voting yang dilakukan.



  • "Pelukis Cilik Raih Perunggu di Jepang"

Bagi Mayafiryal Sochmarisanda, cat air memang media yang digemarinya untuk menghasilkan karya seni lukis berkualitas. Salah satunya karya berjudul Tsunami in Aceh.
Lukisan bercorak dekoratif dengan ukuran 65 x50 cm ini membawa Maya, sapaan akrab dari siswi kelas 3 SMPN 17 Surabaya ini meraih medali perunggu dalam ajang Ie No Hikari Association ‘The 17th Annual World Children’s Picture Contest’ yang diselenggarakan di Jepang, 1 Juni hingga 30 September 2009.
Dalam ajang yang digelar tiap tahun tersebut, Maya merupakan satu di antara 3 putri terbaik Indonesia yang meraih medali. ”Setidaknya, dia mewakili dari Surabaya dan Jawa Timur,” ujar Arik S.Wartono, pengajar Sanggar Daun, tempat Maya belajar melukis, Senin (1/2).
Dalam ajang tersebut, karya para peraih medali, baik medali emas, perak maupun perunggu akan dimasukkan ke dalam koleksi Museum Nasional Jepang. Maka, ini menjadi penghargaan luar biasa besar bagi Maya, lantaran karyanya bisa masuk ke koleksi Museum Nasional Jepang.
Dikisahkan Maya, dirinya memang sudah tertarik untuk menggambar sejak usia 10 tahun. Sepertinya, darah seni sudah begitu menggelora di dalam tubuhnya. Karena itu, atas ajakan saudaranya, dia bergabung dengan Padepokan Seni Daun Gresik.
Dirinya mengakui tidak harus pergi ke Gresik untuk belajar melukis di Sanggar Daun. Beruntung memang, Arik bersedia ‘jemput bola’. ”Mas Arik yang datang ke rumah kami,” ungkapnya.
Arik mengakui, Maya merupakan siswa yang cepat tanggap akan materi yang diberikannya. Mulai dari teknik dasar hingga pada teknik pemanfaatan media.
”Ternyata kecenderungan dan kelebihan Maya ini ketika dia memakai cat air,” ujarnya. Selain itu, Maya juga satu-satunya murid di Sanggar Daun yang memiliki kelebihan dalam menghasilkan karya yang bercorak dekoratif.
Sambil menunjukkan replika karya Maya yang berjudul Tsunami in Aceh, Arik menjelaskan tentang dominasi dekoratif yang cukup kental di dalamnya. ”Coba lihat gambar riak air ini. Inilah ciri khas dari karya-karya Maya,” ujarnya.


sumber: indonesiaberprestasi.com

Baca Selengkapnya »»

Definisi Patriotisme menurut saya



Patriotisme menurut saya yaitu sikap pantang menyerah, berani mengorbankan harta dan jiwa nya hanya untuk bangsa dan negara nya.
Selain itu dapat mengabdi kepada negara nya, membela yang benar, mematuhi segala aturan-aturan yang berlaku di negaranya dan juga tidak lemah.

Baca Selengkapnya »»

"Patriotisme Pemuda"

Apakah patriotisme itu ? apakah patriotisme itu adalah cinta dengan setiap jengkal tempat dimana kita dibesarkan dan bermain, dimana kita dapat mengenang masa kecil yang penuh kegembiraan?
kalau itu pernyataan dari sebuah patriotisme hanya sedikit orang yang bisa menjadi patriotik. Karena hanya sebagian dari masyarakat atau orang-orang di dunia ini yang dapat merasakannya.
Lalu, apakah patriotisme yang sesungguhnya dan sebenarnya?
Patriotisme ialah perjuangan yang menjiwai kepada kepentingan bangsa dan negara. Ia menonjolkan semangat juang yang sangat tinggi, mendaulatkan kedudukan, status serta pengaruh bangsa dan negara.

Adapun sikap kita harus sbb:
  • Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
  • Setia memakai produksi dalam negeri
  • Rela berkorban demi bangsa dan negara
  • Bangga sebagai bangsa dan bernegara indonesia
  • Mendahulukan kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi
  • Menjaga nama baik bangsa dan negara
  • Berprestasi dalam berbagi bidang untuk mengharumkan nama bangsa dan negara
  • Setia kepada bangsa dan negara terutama dalam menghadapi masuknya dampak negatif dalam menghadapi masuknya dampak negatif globalisasi ke indonesia.

Baca Selengkapnya »»